Lampung Barat - - Kehidupan masyarakat kabupaten Lampung Barat memiliki kemajemukan mulai dari adat istiadat, suku hingga agama yang berbeda, itulah alasan dibangunnya Lamban Pancasila sebagai tempat atau wadah untuk menyalurkan, mempertahankan dan melestarikan adat istiadat yang ada di Lampung Barat.
Peresmian Lamban Pancasila itu ditandai dengan pemukulan gamolan pekhing oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo, Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) DR. Drs. Karjono, S.H., M.Hum., Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi Agus Widiatmoko, S.S., Anggota DPR RI Komisi I Bidang Pertahanan Drs. Mukhlis Basri, Gubernur Lampung yang diwakili Staf Ahli Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik Saiful Darmawan, Anggota DPR Provinsi Lampung Lesty Putri Utami, Bupati dan Wakil Bupati Lampung Barat Hi. Parosil Mabsus - Drs. Mas Hasnurin (PM), Unsur Forkopimda Lampung Barat dan para Saibatin Sultan Kerajaan Paksi Pak Sekala Bekhak
Dalam rangka Peresmian Lamban Pancasila, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Barat (Lambar) melalui Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) menggelar Lomba Cipta Menu B2SA.Acara yang bertajuk "Beragam, Bergizi, seimbang dan Aman" Itu diikuti oleh 40 peserta berasal dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan perwakilan dari 15 Kecamatan yang ada di Lampung Barat.
Dalam perlombaan itu terdapat lima (5) kategori penilaian yakni keseimbangan menu keluarga sesuai ketentuan porsi, keanekaragaman jenis bahan pangan, cita Rasa, kreativitas pengembangan resep masakan dan aplikatif sehari-hari dan penampilan, Penyajian serta keamanan Pangan.
Pada peresmian Lamban Pancasila Parosil menyebutkan"Lamban Pancasila ini maknanya adalah rumah, lamban ini penyebutan kearifan lokal, esensinya untuk menyatukan keberagaman kebudayaan yang ada di Lampung Barat, " ujar Parosil, Kamis (25/11/2022).
Baca juga:
Presiden Resmikan Pasar Johar di Semarang
|
Parosil menuturkan, jika keberagaman dan kemajemukan di Lampung Barat saat ini sangat stabil, masyarakatnya sangat toleransi dan saling menghargai, sehingga tidak konflik yang terjadi.
Apalagi hal itu didukung dengan adanya Empat Kerajaan (Kepaksian) Sekala Bekhak dan Marga Liwa yang sampai saat ini masih menjaga kekentalan adat dan budaya yang dimiliki.
Diketahui, empat Kepaksian itu di antaranya Kepaksian Pernong, Kepaksian Belunguh, Kepaksian Bejalan Diway dan Kepaksian Nyerupa.
Oleh karenanya, selain tempat pelestarian budaya dan adat istiadat, Lamban Pancasila itu menjadi icon dan simbol dari empat Kepaksian tersebut yang sampai saat ini mampu menghargai perbedaan dalam satu kesatuan.
"Oleh karena itu, pemerintah kabupaten Lampung Barat berkewajiban membangun Lamban Pancasila untuk memberi simbol atau icon yang masyarakatnya mampu menghargai perbedaan dan bisa menempatkan posisinya, " katanya.
Parosil meminta Lamban Pancasila itu dapat dimanfaatkan dalam wadah persatuan kebhinekaan atau yang berarti "berbeda-beda tetapi tetap satu".
"Tidak boleh ada orang mempertanyakan terkait Pancasila. Pancasila ini harga mati, harus kita jaga selalu, " cetusnya.
Menurut Parosil, Pembangunan Lamban Budaya tersebut merupakan kado terakhir di bawah kepemimpinan bersama wakilnya Mad Hasnurin. Sebab ia dan wakilnya akan purna tugas pada 11 Desember mendatang.
"Lamban Pancasila ini merupakan persembahan kado terakhir, tetapi ini bukan merupakan segalanya, selama saya menjabat sudah banyak program-program yang dirasakan manfaatnya oleh masyarkat, " ungkapnya.
Terakhir, Parosil menyatakan sebagai korelasi adanya Lamban Pancasila dirinya membuat beasiswa jurusan seni dan budaya bagi siswa siswi asal Lampung Barat yang ditujukan untuk pelestarian kebudayaan.
"Kami juga membuat beasiswa jurusan seni budaya untuk menggairahkan Lamban Pancasila, " pungkasnya.
Kemudian, terkait lomba cipta menu Bupati Lampung Barat H. Parosil Mabsus mengungkapkan kegiatan tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Lampung Barat untuk meningkatkan minat masyarakat mengkonsumsi pangan makanan alami bergizi, seimbang, aman di konsumsi dan bermanfaat untuk kesehatan.
"Saat ini banyak masyarakat yg terjangkit penyakit degeneratif sehingga saatnya masyarakat kembali kepada makanan yang alami, bukan makanan istan, " Jelasnya.